Pada Kamis, 29 September 2016, Fritz Edward Siregar—pengajar STH Indonesia Jentera—memberikan pengarahan kepada para penerima beasiswa Australia Award Indonesia. Penerima beasiswa dari Pemerintah Australia ini akan berangkat pada Januari 2017. Kali ini, beasiswa diberikan kepada 207 orang yang terdiri dari 176 program master dan 31 program doktoral.
Di dalam sambutannya, Fritz Siregar—sebagai Australian Leadership Awardee 2010—menyampaikan bahwa latar belakang akademis dan profesional yang dimiliki tidak menjadi jaminan akan kesuksesan secara akademis ketika belajar di Australia. Standar pendidikan yang berbeda mendorong para penerima beasiswa untuk bekerja keras agar dapat lulus dari perkuliahannya. Kegembiraan untuk berangkat ke Australia akan segera berakhir dan akan diikuti dengan hari-hari yang penuh kerja keras.
Hal-hal yang terjadi di luar kelas akan mempengaruhi kinerja di dalam kelas. “Academic life is stressfull”, kata Fritz, terutama bagi mahasiswa yang akan membawa keluarga ke Australia. Namun, tetap harus bijaksana dengan membicarakan masalah-masalah yang dihadapi pada saat melaksanakan perkuliahan. Stres, depresi, dan kelelahan secara mental mungkin akan terjadi, sebaiknya para penerima beasiswa bisa mengidentifikasinya. Ketika stres dan depresi melanda, baik karena tugas perkuliahan ataupun masalah keluarga, para awardee diharapkan segera mencari bantuan dan menyelesaikan hal tersebut. Semua kampus di Australia menyediakan fasilitas dan ada juga para profesional yang bisa membantu mahasiswa
Sebagai penutup, Fritz juga menyampaikan untuk tidak ragu dan bimbang terhadap masa depan atau karier yang akan dicapai setelah menyelesaikan perkuliahan. Para penerima beasiswa pergi sekolah bukan sekadar mencari secarik kertas ijazah, melainkan menjadikan dirinya lebih baik. Pada nantinya, itu akan berguna untuk membangun Indonesia yang lebih baik.