Mahasiswa Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera yang juga penerima Beasiswa Jentera, Afifah Fitriyani terpilih untuk mengikuti Digital Rights in Asia-Pacific 2024 (DRAPAC24) pada 18-19 Agustus 2024 di Taipei, Taiwan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan solidaritas untuk menghadapi ancaman digital yang terus berkembang di kawasan Asia Pasifik.
Dalam DRAPAC24, Afifah menjadi pembicara dalam sesi “The 2024 tech-influenced elections in the eyes of young persons”. Dalam kesempatan tersebut, Afifah menyampaikan peran penting orang muda yang lebih melek teknologi dalam merespons tren penggunaan artificial intelligence (AI), media sosial, dan pendengung (buzzer) dalam pemilu. Afifah menekankan bahwa orang muda bukan hanya sekadar penerima informasi, tetapi juga berperan sebagai aktor penting yang dapat memanfaatkan teknologi untuk mendorong partisipasi politik yang lebih aktif, kritis, dan inklusif. Dalam menghadapi tantangan seperti disinformasi dan manipulasi digital, Afifah melihat orang muda memiliki tanggung jawab bersama dalam menyaring informasi serta membantu mengedukasi komunitasnya, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan positif dalam proses demokrasi agar lebih baik.
Melalui DRAPAC24, Afifah juga berjejaring dan memperkaya perspektif tentang tantangan digital yang dihadapi berbagai negara seperti Taiwan, Malaysia, Bangladesh, Pakistan, India, Korea Selatan, Filipina, dan negara lainnya di Asia Pasifik. Misalnya, Afifah banyak belajar tentang gerakan pemuda di Bangladesh yang tetap aktif meskipun menghadapi Internet Shutdown dan mendapat wawasan baru mengenai pemilu di Filipina yang banyak dipengaruhi media sosial, namun juga menimbulkan masalah disinformasi.
Selain itu, Afifah juga semakin memahami keterkaitan antara teknologi, politik, dan hak asasi manusia, serta pentingnya kolaborasi lintas negara untuk mengatasi tantangan di era digital.”Pengalaman ini memotivasi saya untuk berkontribusi lebih lanjut dalam memperjuangkan hak-hak digital di Indonesia dan mendorong partisipasi orang muda dalam demokrasi,” tegas Afifah.