Bangsa Indonesia harus terus mengembangkan kampus perubahan karena sangat dibutuhkan saat ini. Kampus perubahan adalah kampus yang dapat menjadi tempat bersemainya kader-kader intelektual yang memiliki komitmen kuat, penuh keikhlasan hati, dan tanpa ragu bersedia terjun langsung di tengah masyarakat untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi.
Di kampus perubahan bersemai enterpreneur, yakni orang-orang yang tanpa ragu mengambil alih masalah dalam masyarakat untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Dan, di kampus perubahan itulah dibutuhkan orang-orang ‘abnormal’. Indonesia membutuhkan banyak orang yang memiliki komitmen kuat, yang mau meluangkan waktu siang dan malam, memeras keringat dan pikiran, menggalang jaringan, menumbuhkan kesadaran dan kebersamaan untuk menciptakan perubahan sistematik guna terciptanya kehidupan yang lebih baik.
Bangsa Indonesia harus terus mengembangkan kampus perubahan karena sangat dibutuhkan saat ini. Kampus perubahan adalah kampus yang dapat menjadi tempat bersemainya kader-kader intelektual yang memiliki komitmen kuat, penuh keikhlasan hati, dan tanpa ragu bersedia terjun langsung di tengah masyarakat untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi.
Di kampus perubahan bersemai enterpreneur, yakni orang-orang yang tanpa ragu mengambil alih masalah dalam masyarakat untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Dan, di kampus perubahan itulah dibutuhkan orang-orang ‘abnormal’. Indonesia membutuhkan banyak orang yang memiliki komitmen kuat, yang mau meluangkan waktu siang dan malam, memeras keringat dan pikiran, menggalang jaringan, menumbuhkan kesadaran dan kebersamaan untuk menciptakan perubahan sistematik guna terciptanya kehidupan yang lebih baik.
Hadir dalam penyambutan itu, Direktur Sekolah Tinggi Hukum Indonesia , Yunus Husein; Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Indonesia Erman Rajagukguk, sejumlah advokat, dan aktivis lembaga swadaya masyarakat. Para mahasiswa yang diterima berasal dari daerah yang berbeda, sebagai bentuk komitmen pengelola Sekolah Tinggi Hukum itu memberikan beasiswa kepada calon yang lolos seleksi.
Dalam orasi ilmiahnya, Imam B. Prasodjo juga menyinggung pentingnya mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah hidup para pejuang baik yang berlatar belakang hukum maupun tidak. Mahatma Gandhi dan Nelson Mandela adalah tokoh inspiratif yang pernah mengenyam pendidikan hukum. Dari Gandhi, dunia mendapatkan insprasi tentang , berjuang tanpa senjata, tak melukai, tanpa kekerasan. Dalam perjalanan hidupnya, Gandhi sampai melawan hakim dan petugas yang menurutnya mempraktikkan ketidakadilan.
Di kampus perubahan bersemai enterpreneur, yakni orang-orang yang tanpa ragu mengambil alih masalah dalam masyarakat untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Dan, di kampus perubahan itulah dibutuhkan orang-orang ‘abnormal’. Indonesia membutuhkan banyak orang yang memiliki komitmen kuat, yang mau meluangkan waktu siang dan malam, memeras keringat dan pikiran, menggalang jaringan, menumbuhkan kesadaran dan kebersamaan untuk menciptakan perubahan sistematik guna terciptanya kehidupan yang lebih baik.
“Orang-orang ‘abnormal’ semacam inilah yang kita butuhkan, yang harus dapat kita kembangbiakkan dalam kampus perubahan,” ujar Imam B. Prasodjo dalam orasi ilmiah yang disampaikan saat penerimaan mahasiswa baru Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera di Jakarta, Senin (29/8).
Hadir dalam penyambutan itu, Direktur Sekolah Tinggi Hukum Indonesia , Yunus Husein; Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Indonesia Erman Rajagukguk, sejumlah advokat, dan aktivis lembaga swadaya masyarakat. Para mahasiswa yang diterima berasal dari daerah yang berbeda, sebagai bentuk komitmen pengelola Sekolah Tinggi Hukum itu memberikan beasiswa kepada calon yang lolos seleksi.
Dalam orasi ilmiahnya, Imam B. Prasodjo juga menyinggung pentingnya mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah hidup para pejuang baik yang berlatar belakang hukum maupun tidak. Mahatma Gandhi dan Nelson Mandela adalah tokoh inspiratif yang pernah mengenyam pendidikan hukum. Dari Gandhi, dunia mendapatkan insprasi tentang , berjuang tanpa senjata, tak melukai, tanpa kekerasan. Dalam perjalanan hidupnya, Gandhi sampai melawan hakim dan petugas yang menurutnya mempraktikkan ketidakadilan.
Para tokoh yang layak diteladani itu memiliki rasa kepedulian mendalam terhadap beragam masalah kehidupan. Saat mereka melakukan aktivitas, mereka mampu keluar dari konflik kepentingan yang melekat pada dirinya, dan lebih mengutamakan kepentingan orang lain secara luas. “Dengan kata lain, mereka selalu berjuang untuk perbaikan hidup masyarakat luas,” ujar sosiolog Universitas Indonesia itu.