Muhammad Kahfi Rahmad Sampurno kembali mengukir prestasi di ajang Model United Nations. Kahfi, sapaan akrabnya, berhasil meraih penghargaan Most Outstanding Delegate di ajang Bali Udayana Model United Nations, yang diselenggarakan di Denpasar, Bali, pada Sabtu-Selasa (11-14/8). Acara bertema “World in Upheaval” diikuti oleh 50 delegasi dari beberapa universitas di Indonesia dan Malaysia. Semakin menarik, ajang tersebut juga melibatkan beberapa dewan juri dari Malaysia.
Dalam sesi sidang komite, Kahfi berperan sebagai diplomat representasi Syrian Arab Republic yang tergabung dalam Disarmament and International Security Council (DISEC). Dalam komite tersebut, Kahfi menyuarakan pelarangan penggunaan senjata oleh negara-negara adidaya pada sebuah negara, tanpa adanya persetujuan dari negara yang bersangkutan. Isu tersebut menjadi penting untuk diangkat, mengingat beberapa preseden penggunaan senjata dengan dalih untuk memburu teroris di suatu negara, yang justru banyak merugikan negara terdampak. Peredaran senjata tersebut tak jarang juga tertuju kepada kelompok separatis yang berupaya untuk menggulingkan kekuasaan sah pada sebuah negara. Hal tersebut yang tengah terjadi di Suriah, di mana Amerika Serikat, Inggris dan Prancis melanggar yurisdiksi Suriah dengan menyuplai senjata ke kelompok separatis, yakni Al-Nusra.
Kahfi juga menyoroti penggunaan robot dan artificial intelligence di Suriah yang menurutnya belum terlalu diperlukan. Hal tersebut dikarenakan Suriah yang belum memiliki kemampuan teknologi yang mumpuni, sehingga dapat terhindar dari dominasi dan pengaruh negara-negara besar penguasa teknologi. Bagi Kahfi, dengan mengikuti Bali Udayana Model United Nations, ia memiliki sarana untuk mengimplementasikan ilmu yang dimiliki guna memahami konstelasi global. Kahfi juga berharap agar Mahasiswa STH Indonesia Jentera lainnya dapat turut berpartisipasi di ajang serupa, untuk lebih mengasah analisis dan memperkaya wawasan dengan bertukar pendapat dengan rekan sesama mahasiswa dari universitas lain. (MH)