“Menjadi menarik karena acara ini bersifat nationwide sehingga melibatkan seluruh pengajar hukum tata negara dan hukum administrasi negara se-Indonesia,” jelas Bivitri Susanti ketika ditanya mengenai Rakernas Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara (HTN) dan Hukum Administrasi Negara (HAN). Kegiatan pada Jumat—Minggu, 29—31 Agustus 2016 itu berlangsung di Pusdiklat Makhamah Konstitusi di daerah Cisarua. Bersama dengan Fritz Siregar, Bivitri ikut mewakili STH Indonesia Jentera dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan selama tiga hari itu. Rakernas itu mengundang seluruh anggota asosiasi yang merupakan pengajar HTN dan HAN serta bekerja sama dengan Mahkamah Konstitusi. Agenda utamanya adalah membuat program kerja setiap departemen dan mempresentasikannya ke forum yang lebih besar.
Menurut Bivitri, asosiasi tersebut baru mulai aktif kembali. “Kita kerja bareng teman-teman lama semua,” ia tambahkan sekaligus memperlihatkan kekompakan asosiasi tersebut. Tidak hanya sebagai anggota, Bivitri telah diamanahi posisi sebagai Ketua Bidang Kerja Sama Luar Negeri, dan Fritz juga aktif di bidang yang sama. Selain itu, kedua pengajar STH Indonesia Jentera itu juga aktif dalam Bidang Kerja Sama Pengembangan Akademik dan Pengajaran. Bivitri ditunjuk oleh Machfud MD selaku Ketua Asosiasi Pengajar HTN dan HAN untuk mengepalai Bidang Kerja Sama Luar Negeri karena melihat kuatnya jaringan YSHK dengan komunitas internasional. Diharapkan dengan adanya jaringan itu, YSHK bisa menjadi penghubung antara komunitas internasional itu dengan anggota asosasi lainnya.
Dalam Bidang Kerja Sama Luar Negeri, terdapat dua usulan kegiatan yang perlu didukung dan didorong pelaksanaannya. Pertama, bekerja sama dengan asosiasi serupa dari luar negeri bernama ICON (International Association of Constitutional Law) yang dapat membuka kesempatan untuk bekerja sama dalam mengadakan konferensi internasional, pertukaran pengajar, bahkan kerja sama soal penerbitan. Kedua, memfasilitasi anggota asosiasi untuk melakukan kerja sama antar kampus, misalnya dalam melakukan penelitian dan menjalin kesempatan beasiswa di luar negeri.
Bidang Pengembangan Akademik dan Pengajaran memiliki agenda utama meningkatkan kemampuan para pengajar HTN dan HAN di level nasional. Melihat adanya gap yang cukup besar antar pengajar, terutama dari segi kemampuan menerapkan metode belajar sokratif, bidang itu mendorong adanya suatu forum sharing. “Para pengajar tahu dan sadar bahwa mereka harus lebih aktif dalam mengajar, namun masih banyak yang masih belum mengetahui caranya,” jelas Bivitri. Langkah selanjutnya dari diadakannya forum sharing itu adalah dibuatkan sebuah program pengembangan kemampuan mengajar sehingga semua pengajar mendapat akses ke metode pengajaran yang lebih menarik bagi para muridnya. Harapan dari adanya program itu adalah agar metode pengajaran yang lebih menarik itu dapat ditularkan ke banyak kampus. (AW)