Memilih profesi apapun setelah lulus dari Fakultas Hukum sangatlah dimungkinkan. Satu hal yang penting untuk dijaga adalah integritas dan kebermanfaatan bagi orang lain. Itulah kesimpulan dari talkshow “Berkarier di Dunia Hukum: Buat sesuatu yang Berarti, Kesuksesan akan Mengikuti” di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera pada Sabtu (25/6).
Talkshow ini menghadirkan Najwa Shihab (Jurnalis, kreator Mata Najwa), Ahmad Fikri Assegaf (Pendiri kantor hukum Assegaf, Hamzah & Partner) dan Bivitri Susanti (Wakil Ketua STH Indonesia Jentera) dengan dipandu oleh Rizky Argama (Pengajar STH Indonesia Jentera).
Dalam acara tersebut, Fikri dan Najwa menceritakan pengalamannya dalam berkarir sebagai advokat dan sebagai jurnalis. Fikri menjelaskan bahwa menjalani profesi sebagai advokat bukan semata karena ingin mencari keuntungan finansial, namun menjalani profesi harus dengan jujur dan penuh kebanggaan. Ia menyatakan bahwa kebijakan di kantor hukumnya untuk tidak menyogok ketika berperkara di pengadilan maupun mengurus berbagai proses perijinan, menjadi sesuatu yang membanggakan bagi para advokat di kantornya.
Sementara Najwa menyatakan bahwa dalam berkarir sebagai jurnalis, pendidikan hukum yang ia tempuh sangat bermanfaat karena berbagai peristiwa yang ia liput dan angkat, hampir selalu berkaitan dengan hukum maupun politik Sebagai jurnalis, riset menjadi hal utama yang harus ia lakukan, dan pengetahuan hukum yang ia miliki sangat membantunya.
Keduanya sepakat bahwa definisi sukses adalah kalau apa yang mereka lakukan bisa bermanfaat untuk orang lain. Menurut Bivitri Susanti, apa yang disampaikan oleh Fikri dan Najwa sangat sejalan dengan nilai-nilai yang ada di Jentera. “Di Jentera, kami sampaikan pada mahasiswa, bahwa setelah lulus mereka dapat memilih profesi apapun, yang penting, menjaga integritas dan memberikan kontribusi”ujar Bivitri. “Paling minimal adalah menjaga integritas dirinya sendiri, tapi lebih baik lagi bila melakukan sesuatu untuk pembaruan hukum”lanjutnya.
Ini sejalan dengan berbagai riset dan survey yang ada, dimana kecenderungan generasi milineal tidak sekadar mengejar karir, tapi mempunyai keinginan untuk membuat perubahan.
Talkshow di atas merupakan acara hari kedua dari rangkaian dua hari acara Open House Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera dan Pameran Mahasiswa dengan tema: Potret Hak Asasi Manusia dalam Lembaran Konstitusi. Selain talkshow, terdapat presentasi dari dua mahasiswa angkatan pertama Jentera, yaitu Siti Rahayu dan Muhammad Kahfi, stand up comedy oleh Adriano Qolbi, dan penampilan dari Adrian Yunan (personil Efek Rumah Kaca) serta pemutaran film Kembang 6 Rupa.
Sebelumnya, pada Jumat (24/6) telah berlangsung talkshow dengan tema Tantangan Profesi Hukum di Indonesia dengan narasumber Chandra Hamzah (Advokat, Komisioner KPK 2007-2011), Yunus Husein (Ketua Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera), Inayah Assegaf (Wakil Ketua Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera) dengan dipandu oleh Haris Azhar (Koordinator Kontras).
Selain talkshow dan pembukaan pameran, acara open house hari pertama diisi dengan presentasi dua mahasiswa Jentera, yaitu Aqmilatul Kamila yang menceritakan mengenai pameran mahasiswa, dan Lovina, yang menyampaikan presentasi mengenai tawaran solusi dalam penyelesaian konflik yang melibatkan masyarakat adat. Makalah dengan tema inilah yang mengantarkan Lovina meraih juara lomba Essay Agraria tingkat nasional beberapa waktu lalu. Acara ditutup dengan penampilan dari Ari-Reda dan menonton film Yap Thiam Hien dan film pemenang Festival Antikorupsi.